Hasil interview dengan Bapak Bratasena
Begitu baiknya Bapak Perwira ini, sehingga ketika jumat malam saya mengirimkan pertanyaan wawancara via email, langsung dibalas hari itu juga..makasih Bapak^^
Berikut pertanyaan-pertanyaan
yang telah diajukan kepada narasumber terkait safety riding:
1.
Menurut bapak, apa yang dimaksud
dengan safety riding itu?
Safety
riding adalah salah satu
bentuk kampanye kepolisian khususnya polisi lalu lintas dalam mengajak pengendara
kendaraan bermotor untuk mengendarai kendaraannya dengan aman. Aman bagi
dirinya, aman bagi orang lain, maupun aman bagi lingkungan sekitarnya.
2.
Apakah safety riding perlu digalakkan?
Ya, perlu.
3.
Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan kecelakaan di jalan raya?
Ada empat faktor penyebab kecelakaan lalu
lintas, yaitu faktor alam (sinar
matahari yang terlalu menyilaukan, tanah longsor, banjir, genangan air yang
menutup lubang di jalan, dsb); faktor
pengendara (pengetahuan lalu lintas yang rendah, di bawah pengaruh
obat-obatan terlarang, obat flu atau batuk yang mengandung zat yang membuat
mengantuk, pengaruh minuman keras, emosi yang tidak stabil pasca di-PHK atau
putus cinta, dsb); faktor kendaraan
(rem blong, sistem lampu tidak bekerja, ban yang sudah aus, dsb); dan yang
terakhir adalah faktor jalan (jalan
berlubang, jalan bergelombang, sarana dan prasarana jalan yang minim, sudut
kemiringan jalan yang membahayakan, dsb)
4.
Apakah benar kian tahun jumlah
kecelakaan di jalan raya kian meningkat?
Iya, seiring dengan meningkatnya jumlah
kendaraan yang tidak dibatasi oleh pemerintah, dengan pertumbuhan jalan yang
kurang memadai.
5.
Apakah benar kecelakaan di jalan
raya di dominasi oleh sepeda motor?
Iya
6.
Apakah ada upaya-upaya menekan
jumlah kecelakaan di jalan raya?
Upaya kita arahkan kepada setiap faktor
penyebab terjadinya laka lantas, misalnya:
a) Terhadap pengendara yang tidak memiliki
SIM, di bawah pengaruh minuman keras, narkoba, akan kita lakukan razia,
himbauan, dan punyuluhan.
b) Terhadap jalan yang berlubang, kita akan
membuat surat rekomendasi kepada dinas yang bertanggung jawab dengan tembusan
kepada pemerintah daerah/ kota.
c) Terhadap kelaikan jalan kendaraan, kita
akan lakukan razia, dan penyuluhan. Razia ditujukan terhadap perlengkapan yang
dapat dilihat, seperti kaca spion, sistem lampu/ pencahayaan, dsb.
d) Terhadap faktor alam, tidak bisa kita
intervensi mengingat ini adalah faktor kehendak Tuhan sendiri.
7.
Beberapa upaya dilakukan oleh
Kepolisian untuk menekan jumlah kecelakaan lewat bimbingan atau penyuluhan,
efektifkah upaya tersebut?
Cukup efektif selama penyampaiannya
disampaikan dengan tepat menyesuaikan audience.
Kurang efektifnya penyuluhan dan bimbingan dari Polri yang saya perhatikan
disebabkan cara penyampaiannya yang sifatnya formal dan kaku, sehingga
pendengar sudah jenuh dari awal, dan sikap defense
dari kepolisian terhadap komplain yang diajukan peserta audience yang berlebihan membuat pendengar menjadi tidak simpatik.
8.
Lewat cara/ media apa yang
menurut bapak paling efektif untuk:
a) mengkampanyekan Safety riding
Televisi, Radio, Facebook, dan Twitter, penyuluhan langsung ke
sekolah-sekolah/ universitas.
b) Menekan angka kecelakaan lalu
lintas
Untuk jangkap panjang, dengan cara yang paling efektif adalah memasukkan
materi lalu lintas sejak TK, SD, dan SMP. Sedangkan jangka pendek, dilakukan
razia secara intensif, tanpa toleransi, karena kecelakaan lalu lintas pasti
diawali dari suatu pelanggaran lalu lintas.
9.
Siapa target audience dari program Kepolisian tersebut?
Umumnya adalah pelajar, karena mereka
selain masih dalam kondisi emosi yang labil dan mental yang belum siap
menghadapi kondisi di jalan umum, niat mereka untuk merubah-rubah spek
kendaraan tidak memikirkan keamanan dirinya sendiri juga tinggi.
Berdasarkan wawancara tersebut,
telah diperoleh berbagai kesimpulan, yakni:
Kampanye safety riding perlu digalakkan, mengingat meningkatnya jumlah kendaraan (terutama sepeda motor) yang tidak dibatasi oleh pemerintah dengan pertumbuhan jalan yang kurang
memadai. Kampanye
yang dilakukan oleh Kepolisian cukup efektif penyampaiannya selama tepat menyesuaikan audience,
beberapa penyampaian kurang
efektifnya karena sifatnya formal dan kaku sehingga pendengar sudah jenuh dari awal dan menjadi tidak simpatik. Dengan target audience-nya menyasar pelajar, diperlukan media kampanye
berupa game simulasi yang menyenangkan, menghibur, dan tidak berkesan menggurui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar