Jumat, 27 Juli 2012

Hasil interview dengan Bapak Bratasena

Begitu baiknya Bapak Perwira ini, sehingga ketika jumat malam saya mengirimkan pertanyaan wawancara via email, langsung dibalas hari itu juga..makasih Bapak^^

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan kepada narasumber terkait safety riding:
1.      Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan safety riding itu?
Safety riding adalah salah satu bentuk kampanye kepolisian khususnya polisi lalu lintas dalam mengajak pengendara kendaraan bermotor untuk mengendarai kendaraannya dengan aman. Aman bagi dirinya, aman bagi orang lain, maupun aman bagi lingkungan sekitarnya.
2.      Apakah safety riding perlu digalakkan?
Ya, perlu.
3.      Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan di jalan raya?
Ada empat faktor penyebab kecelakaan lalu lintas, yaitu faktor alam (sinar matahari yang terlalu menyilaukan, tanah longsor, banjir, genangan air yang menutup lubang di jalan, dsb); faktor pengendara (pengetahuan lalu lintas yang rendah, di bawah pengaruh obat-obatan terlarang, obat flu atau batuk yang mengandung zat yang membuat mengantuk, pengaruh minuman keras, emosi yang tidak stabil pasca di-PHK atau putus cinta, dsb); faktor kendaraan (rem blong, sistem lampu tidak bekerja, ban yang sudah aus, dsb); dan yang terakhir adalah faktor jalan (jalan berlubang, jalan bergelombang, sarana dan prasarana jalan yang minim, sudut kemiringan jalan yang membahayakan, dsb)
4.      Apakah benar kian tahun jumlah kecelakaan di jalan raya kian meningkat?
Iya, seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak dibatasi oleh pemerintah, dengan pertumbuhan jalan yang kurang memadai.
5.      Apakah benar kecelakaan di jalan raya di dominasi oleh sepeda motor?
Iya
6.      Apakah ada upaya-upaya menekan jumlah kecelakaan di jalan raya?
Upaya kita arahkan kepada setiap faktor penyebab terjadinya laka lantas, misalnya:
a)      Terhadap pengendara yang tidak memiliki SIM, di bawah pengaruh minuman keras, narkoba, akan kita lakukan razia, himbauan, dan punyuluhan.
b)      Terhadap jalan yang berlubang, kita akan membuat surat rekomendasi kepada dinas yang bertanggung jawab dengan tembusan kepada pemerintah daerah/ kota.
c)      Terhadap kelaikan jalan kendaraan, kita akan lakukan razia, dan penyuluhan. Razia ditujukan terhadap perlengkapan yang dapat dilihat, seperti kaca spion, sistem lampu/ pencahayaan, dsb.
d)     Terhadap faktor alam, tidak bisa kita intervensi mengingat ini adalah faktor kehendak Tuhan sendiri.
7.      Beberapa upaya dilakukan oleh Kepolisian untuk menekan jumlah kecelakaan lewat bimbingan atau penyuluhan, efektifkah upaya tersebut?
Cukup efektif selama penyampaiannya disampaikan dengan tepat menyesuaikan audience. Kurang efektifnya penyuluhan dan bimbingan dari Polri yang saya perhatikan disebabkan cara penyampaiannya yang sifatnya formal dan kaku, sehingga pendengar sudah jenuh dari awal, dan sikap defense dari kepolisian terhadap komplain yang diajukan peserta audience yang berlebihan membuat pendengar menjadi tidak simpatik.
8.      Lewat cara/ media apa yang menurut bapak paling efektif untuk:
a)      mengkampanyekan Safety riding
Televisi, Radio, Facebook, dan Twitter, penyuluhan langsung ke sekolah-sekolah/ universitas.
b)      Menekan angka kecelakaan lalu lintas
Untuk jangkap panjang, dengan cara yang paling efektif adalah memasukkan materi lalu lintas sejak TK, SD, dan SMP. Sedangkan jangka pendek, dilakukan razia secara intensif, tanpa toleransi, karena kecelakaan lalu lintas pasti diawali dari suatu pelanggaran lalu lintas.
9.      Siapa target audience dari program Kepolisian tersebut?
Umumnya adalah pelajar, karena mereka selain masih dalam kondisi emosi yang labil dan mental yang belum siap menghadapi kondisi di jalan umum, niat mereka untuk merubah-rubah spek kendaraan tidak memikirkan keamanan dirinya sendiri juga tinggi.

Berdasarkan wawancara tersebut, telah diperoleh berbagai kesimpulan, yakni:
Kampanye safety riding perlu digalakkan, mengingat meningkatnya jumlah kendaraan (terutama sepeda motor) yang tidak dibatasi oleh pemerintah dengan pertumbuhan jalan yang kurang memadai. Kampanye yang dilakukan oleh Kepolisian cukup efektif penyampaiannya selama tepat menyesuaikan audience, beberapa penyampaian kurang efektifnya karena sifatnya formal dan kaku sehingga pendengar sudah jenuh dari awal dan menjadi tidak simpatik. Dengan target audience-nya menyasar pelajar, diperlukan media kampanye berupa game simulasi yang menyenangkan, menghibur, dan tidak berkesan menggurui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar